I LOVE ALLAH

I LOVE ALLAH
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Jumat, 25 Maret 2011

MEMAHAMI MAKNA SIMBOL YAHUDI

Memahami Makna Simbol Yahudi

Anda semua tentu sudah sangat mengenal logo di bawah ini. Ya, kita sama-sama telah tahu. Inilah logo yang kerap disebut “The David Star” atau Bintang David. Ini simbol legendaris kaum Yahudi. (Tetapi sebenarnya, simbol seperti itu tidak tepat disebut “Bintang David” atau “Bintang Dawud”, sebab Nabi Dawud As itu Nabi ajaran Tauhid, bukan sosok pembela ajaran-ajaran Yahudi seperti selama ini. Ini hanyalah kepalsuan klaim orang Yahudi saja).
Lambang Yahudi.
Secara umum lambang Yahudi ini terdiri dari lingkaran dan dua segitiga yang menghadap ke atas dan ke bawah. Tetapi lingkarannya dibuang saja, dianggap tidak ada. Jadi, tinggal bentuk dua segitiga yang saling menghadap ke atas dan ke bawah. Logo seperti ini banyak muncul dalam logo-logo perusahaan, organisasi, atau lembaga, tetapi bentuknya kerap kali disamarkan. Contoh di bawah ini:
Logo Indosat (lihat bagian tengah gambar).
Logo Yamaha.
Bahkan logo salah satu partai Islam yang terkenal pun, yang warna dominannya hitam dan kuning, kalau dilihat secara sekilas (snapshot) akan terlihat karakter bentung simbol “Bintang Yahudi”. Cara menelitinya, coba ujung-ujung dua gambar bulan sabit yang bertolak-belakang itu ditarik garis lurus. Kemudian dari ujung-ujung itu pula tarik garis ke atas dan ke bawah, ke titik pusat gambar bulir padi, dan ke titik pusat pangkal bulir. Nanti, akan terlihat jelas, bahwa bentuk luar logo partai ini serupa dengan “Bintang Yahudi”. (Sejak menyadari hal ini, saya tidak memperkenankan ada logo itu tampak di rumah).
Apa makna lambang dua segitiga berhadap-hadapan pada “Bintang David” (lebih tepat dibaca: Bintang Yahudi)?
Dari informasi yang beredar selama ini, ada penafsiran sebagai berikut: Lambang segitiga yang ujungnya menghadap ke bawah, itu menggambarkan PIRAMIDA MESIR; sedangkan gambar segitiga yang ujungnya ke atas, itu menggambarkan BUKIT ZION di Israel. Intinya, lambang itu mencerminkan kehancuran peradaban Mesir Fir’aun dan bangkitnya peradaban Zionisme (Yudaisme).
Maka ketika ada partai politik di Indonesia yang memakai simbol “segitiga” dengan memakai empat jari, dua jempol dan dua telunjuk, ini menggambarkan konsep SEGITIGA yang menghadap ke atas. Coba perhatikan gambar di bawah ini. Mohon maaf saya memakai gambar artis. (Nanti kalau ada gambar lain yang lebih baik, insya Allah diganti).
Simbol partai pemenang pemilu 2009. Tampak empat jari membentuk segitiga menghadap ke atas.
Kaum Yahudi modern sangat terkenal dengan simbol-simbol. Sampai ada studi tersendiri yang mengkaji soal simbol-simbol itu. Simbol yang ditampakkan di depan umum, adalah semacam “deklarasi” bahwa organisasi, kelompok, perusahaan tertentu masih satu bagian dari gerakan Zionisme internasional.
Kalau dalam Islam kita mengenal prinsip Tazkiyyah (rekomendasi). Biasanya ulama, dewan ulama, atau organisasi Islam memberi rekomendasi tertentu kepada pihak-pihak yang disetujui atau disukai. Kalau dalam gerakan Yahudi modern, caranya dengan membuat simbol-simbol yang intinya bermuara kepada simbol “Bintang Yahudi”. Siapa yang memakai simbol itu dianggap sebagai kawan, siapa yang tidak memakai, dianggap orang luar.
Namun ada keunikan dari simbol “Bintang Yahudi” itu. Ternyata maknanya, bukan hanya simbol keruntuhan Piramida Mesir dan bangkitnya Bukit Zion. Ada satu lagi makna yang sangat besar, yang jarang disadari oleh banyak orang. Makna apakah itu?
Ternyata, lambang “Bintang Yahudi” itu bermakna, bahwa kaum Yahudi modern siap menggantikan peradaban Mesir kuno yang telah runtuh. Jadi hadirnya peradaban Bukit Zion bukanlah untuk menghancurkan peradaban Piramida Mesir, tetapi untuk menggantikannya.
Cara pemaknaannya sebagai berikut:
[=] Bahwa kedua peradaban, Bukit Zion dan Piramida Mesir, itu sama-sama PERADABAN PAGANISME yang memiliki missi besar untuk melawan Allah Ta’ala. Anda masih ingat bagaimana keangkuhan Fir’aun kepada Allah? Nah, keangkuhan sejenis itu pula yang ada pada diri kaum Yahudi. Kedua peradaban sama-sama merupakan peraaban musyrik dan melawan Allah Ta’ala.
[=] Gambar kedua segitiga itu sama persis, sama dan sebentuk. Hanya arahnya yang berbeda. Itu artinya, inti ajaran yang dipeluk kaum Yahudi modern sama persis dengan ajaran Mesir kuno. Hanya sifat peranannya berbeda. Peradaban Mesir kuno sudah runtuh, dan kini diganti peradaban Zionisme modern.
[=] Banyak sekali warisan simbol, pengetahuan, spiritualisme, yang diadopsi kaum Yahudi dari peradaban Mesir. Hal ini sudah dikenal luas oleh para peneliti. Seperti contoh, simbol “Sun God” (Dewa Matahari) seperti yang terlihat pada logo kartu prabayar Mentari. Itu diadopsi dari khazanah ritual Mesir kuno.
[=] Dulu Mesir menguasai dunia dengan simbolisasi Piramida Mesir-nya. Maka kini Yahudi menguasai dunia, dengan simbolisasi Bukit Zion-nya. Sama saja, tidak ada bedanya.
Jadi, hubungan Yahudi modern dengan Mesir bukanlah hubungan ANTAGONIS, seperti yang disangka banyak orang. Tidak sama sekali. Hubungan keduanya, adalah hubungan SALING MEWARISI, saling menggantikan peranan mereka dalam menguasai dunia.
Harus diingat dengan sangat jelas. Kaum Yahudi modern bukanlah pengikut Musa As. Kalau mereka ikut Musa, tentu mereka akan menerima konsep Islam dan menjadi Muslim. Yahudi modern adalah pengikut akidah Samiri, sang pembuat patung “sapi betina”. Sedangkan sapi betina sebagai sesembahan itu diwariskan dari khazanah spiritualisme bangsa musyrik Mesir kuno. Maka itu, bukan suatu hal yang kebetulan ketika Mesir menjadi negara Muslim pertama yang mengakui eksistensi negara Israel.
Lalu hal apa lagi yang sangat fundamental?
Anda harus ingat, bahwa peradaban Mesir Fir’aun dulu bukan hanya sangat memusuhi Tauhid. Disana juga berkembang pesat praktik PENINDASAN MANUSIA, yaitu dalam bentuk perbudakan kaum Bani Israil. Konsekuensinya, peradaban Yahudi modern yang saat ini menguasai dunia, ia juga akan melahirkan sangat banyak PERBUDAKAN MANUSIA, dengan segala bentuknya.
Secara riil, perbudakan itu benar-benar kita rasakan. Meskipun istilahnya tidak menggunakan kata “perbudakan”. Coba lihat, banyak manusia modern saat ini diperbudak oleh profesi, jabatan, uang, materi, seks, sepakbola, musik, film, TV, facebook, dan sebagainya. Semua urusan itu dianggap lebih penting dari agama, lalu mereka pun diperbudak oleh urusan-urusan itu semua. Ini kenyataan kan?
Bahkan, perbudakan dalam arti sebenarnya saat ini mulai berkembang. Ada manusia diperjual-belikan, wanita diperjual-belikan, anak-anak diperjual-belikan, bahkan janin dalam kandungan juga diperjual-belikan. Na’udzubillah min dzalik. Laa haula wa laa quwwata illa billah. Ini adalah realitas yang kita saksikan saat ini.
Lalu bagaimana solusinya?
Solusinya: kembali kepada ajaran Kitabullah dan As Sunnah semurni-murninya, kembali kepada Manhaj Nabi Saw, kembali kepada teladan para Shahabat Ra. Mengapa demikian? Sebab, merekalah dulu yang sanggup menghancurkan peradaban Yahudi di Madinah sehancur-hancurnya. Tidak ada yang lebih ditakuti oleh Yahudi, selain kalangan yang mereka sebut sebagai “Muslim Ortodoks”. Yaitu kalangan Islam yang sangat komitmen dengan Kitabullah dan Sunnah Nabawiyyah.
Walhamdulillah Rabbil ‘alamiin.
AMW.

Kamis, 23 Desember 2010

INDAHNYA MENJADI PEREMPUAN

Satu ketika, salah seorang teman pernah mengeluh begini “Lebih enak jadi laki-laki daripada perempuan.” Benarkah?
Saya pun menatap sang teman dengan pandangan heran dan kasihan.
Pernyataan yang meluncur dari bibir seseorang mampu menunjukkan kualitas batinnya. Ada apakah denganmu, perempuan?
Usut punya usut ternyata ibunya suka memperlakukan tidak adil antara anak perempuan dengan laki-lakinya.
Dalam banyak hal, anak laki-laki mendapat perlakuan istimewa dibanding saudari-saudarinya. Misalnya saja dalam hal makan. Anak-anak laki-laki pasti diberi jatah daging ayam yang paling besar dan empuk, sedangkan anak-anak perempuan diberi yang banyak tulang dan kecil.
Belum lagi dalam hal pakaian, pendidikan, dan lain-lain.
Jadilah sebuah persepsi muncul di benak seorang anak perempuan bahwa menjadi laki-laki jauh lebih baik.

Bukan satu atau dua kasus ditemui di tengah masyarakat tentang perlakuan diskriminatif antara laki-laki dan perempuan.
Banyak kasus terjadi sehingga para feminis merasa mendapat angin segar untuk menunjukkan bahwa perjuangannya benar.
Fakta di masyarakat tak terelakkan, memang.
Tapi apakah sebuah atau beberapa buah fakta itu bisa dijadikan dalil pembenaran?
Berpikirlah jernih, wahai perempuan utamanya muslimah.
Fenomena seperti contoh kisah di atas terjadi karena ada sesuatu yang salah tertanam di benak sang ibu.
Sebuah persepsi bahwa mempunyai anak laki-laki lebih mulia daripada anak perempuan.
Sebuah persepsi yang tidak muncul dengan sendirinya.
Sebuah persepsi yang dibangun secara turun temurun dan terbina oleh masyarakat tempatnya tinggal.
Sebuah persepsi jahiliyah tepatnya, yaitu ketika perempuan dianak-tirikan dan terpinggirkan.
Saatnya para ibu, masyarakat, negara dan dunia menengok sebuah aturan yang sangat memuliakan perempuan

Aturan Islam yang berasal dari Sang Maha Pembuat Aturan jawabannya.
Perempuan dimuliakan sehingga tak tanggung-tanggung ada surat An-Nisa yang berarti perempuan dan berbicara banyak tentang perempuan juga.
Saat ketika Islam datang itulah, hak perempuan terangkat dengan sempurna.
Perempuan yang sebelumnya tak punya hak untuk mewarisi harta tapi malah diwariskan karena dianggap harta benda, menjadi punya hak karena Islam.
Perempuan yang semula tak punya suara untuk memilih calon suami, menjadi punya hak memilih dan menolak bila sang calon tak sesuai dengan keinginannya.
Perempuan yang semula bodoh, terbelakang, terpinggirkan bahkan dibunuh karena mencoreng keluarga dengan kelahirannya, menjadi istimewa dan terpuji karena Islam.
Lihatlah siapa yang disebut oleh Rasulullah saw tercinta ketika seorang anak bertanya siapa yang seharusnya dipatuhi.
Ibu disebut tiga kali mengalahkan posisi seorang ayah. Begitu indah posisi seorang perempuan dalam Islam.
Ketika berstatus istri, hanya dengan cukup taat dan patuh pada suami selama tidak melanggar aturan Allah, surga balasannya. Begitu mudah, begitu indah dengan Islam.
Ketika mempunyai anak perempuan pun, satu, dua atau tiga, jaminannya surga bagi orang tua yang mampu membesarkan dan mendidik sang anak agar menjadi pribadi yang sholihah.
Subhanallah.
Lalu di sebelah mananya perempuan mengeluh dan menyesal terlahir sebagai perempuan?
Pantas bagi mereka yang terlahir sebagai perempuan tapi tak mengenal Islam untuk mengeluh.
Tapi setelah berbagai keistimewaan dan kemuliaan yang diberikan oleh Islam, apakah masih pantas kita sedih karena terlahir sebagai perempuan?
Sekali-kali tidak! Menjadi perempuan itu indah.
Menjadi perempuan muslim itu jauh lebih indah.
Karena sesungguhnya keindahan yang ada, bukan karena status kelamin yang disandang melainkan aturan siapa yang dipakai.
Menjadi laki-laki dan perempuan adalah anugrah.
Dan ketika ‘kun fayakun’ Allah swt menjadikan kita perempuan, yakinlah bahwa jenis kelamin ini yang terbaik bagi kita, pun yang terindah yang pernah kita punya.
Maka belajar bersyukur adalah sebuah keindahan lain selain sebagai perempuan yang mempunyai status keislaman dalam diri.
Jangan pernah menyesal menjadi perempuan, karena yakinlah menjadi perempuan itu indah.
Bila tak percaya, tanyakan pada seantero penghuni dunia, mereka pasti akan setuju dengan pendapat ini.
Tak terkecuali juga para laki-laki.
Yakinlah!
Salam

Institut Teknologi Bandung

Informasi mengenai Penerimaan Mahasiswa Baru ITB 2011 yang tercantum dalam situs ini telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no. 34/2010
Pendaftaran PMBP-ITB 2011 akan dilaksanakan secara online mulai tanggal 1 Februari 2011 s.d. 1 April 2011
UJIAN SARINGAN MASUK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TERPADU
(USM-ITB TERPADU) TAHUN AKADEMIK 2011/2012
ITB, sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia, seyogyanya menggunakan skema penerimaan mahasiswa baru yang memberikan alternatif lebih banyak kepada calon mahasiswa dalam menentukan pilihannya.
Pada tahun 2011, ITB melakukan penerimaan mahasiswa baru program sarjana dalam Ujian Saringan Masuk ITB (USM-ITB) Terpadu, yang meliputi enam program seleksi, yaitu :

MALAIKAT PELINDUNG

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan.
Maka, ia bertanya kepada Tuhan. “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?”.
Tuhanpun menjawab. “Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu.”

Si kecil bertanya lagi, “Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.
Tuhanpun menjawab, “Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.”

Namun si kecil bertanya lagi, “Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?
Tuhanpun menjawab, “Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia.”

Si kecil bertanya lagi, “Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?”
Tuhanpun kembali menjawab, “Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa.”

Lagi-lagi, si kecil menyelidik, “Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?
Tuhanpun menjawab, “Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentinganya sendiri untuk keselamatanmu.”

Namun, si kecil kini malah sedih, “Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.
Tuhan menjawab lagi, “Malaikatmu, akan selalu mengajarkamu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu.”

Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. “Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku….”
Tuhanpun kembali menjawab. “Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu…”

Di ambil dari sebuah website.
mohon untuk bergabung di Fanspage Assalamu'alaikum Cinta http://www.facebook.com/pages/Assalamualaikum-Cinta/129094893805914

Jumat, 06 Agustus 2010

A Ramadhan Checklist

. Mintalah Allah untuk memungkinkan Anda untuk mencapai Ramadhan dan untuk mendapatkan sebagian besar dari itu sebagai salaf kerjakan.

2. Berniat untuk berpuasa setiap hari dengan niat murni Iman dan mencari pahala dari Allah saja. Nabi saw berkata, "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan Iman dan mencari pahala (dari Allah) dosa-dosa masa lalu akan diampuni". (HR Bukhari)

3. Baca keseluruhan Alquran setidaknya sekali sebagai Nabi saw lakukan.
4. Apakah sahur sebagai Nabi saw berkata, "Apakah sahur karena diberkati".

5. Membuat Do'a selama puasa karena Nabi saw mengatakan bahwa permohonan tiga orang itu tidak ditolak salah satu dari mereka adalah orang yang berpuasa. Mintalah untuk kebaikan kehidupan ini dan berikutnya untuk diri sendiri, keluarga dan umat Islam pada umumnya.

6. Membuat Dua sebelum membuka puasa. Nabi saw berkata, "Orang yang berpuasa memiliki doa yang dijawab bila ia membuka puasa".

7. Beri Shadaqah dan baik kepada orang-orang. Nabi saw adalah yang paling murah hati orang dan dia paling murah hati di bulan Ramadan.

8. Hindari sesuatu yang mengurangi cepat seperti, berbohong, fitnah, kecurangan, mulai marah. Perdamaian Nabi saw berkata "Barangsiapa tidak menyerah laporan palsu (misalnya berbohong), dan perbuatan jahat, dan berbicara kata-kata buruk kepada orang lain, Allah tidak memerlukan (puasa itu) meninggalkan makan dan minum." [Bukhari] 9. Jangan makan terlalu banyak setelah Iftar.

10. Mintalah maaf karena ini adalah bulan Allah membebaskan orang dari api.

11. Berdoa Pada-Shalat Tarawih dengan Khushoo. Jika Anda berdoa di Masjid menyelesaikan Salah dengan Imam. Jika Anda berdoa di rumah memperpanjang Salah selama Anda bisa. Nabi saw berkata, "Barangsiapa berdoa selama bulan Ramadhan dengan Iman dan mencari pahala (dari Allah) dosa-dosa masa lalu akan diampuni".

12. Memberi makan orang miskin dan mengundang orang lain untuk Iftar. Nabi saw berkata, "Barangsiapa memberi Iftar kepada seseorang berpuasa ia akan memiliki pahala yang sama tanpa mengurangi pahala puasa orang".

13. Berusaha lebih keras sepuluh malam terakhir khususnya malam ganjil. Nabi selalu berusaha keras di bulan Ramadan lebih dari dia di bulan-bulan lainnya dan lebih sehingga dalam sepuluh hari terakhir.

14. Katakanlah ini Dua di malam Laitul Qadar yang mungkin jatuh pada: Allhumma innaka tuhibbul-afwa afuwun fa'fu Anni (Ya Allah Anda Pengampun dan pengampunan cinta jadi maafkan saya).

15. Mintalah Allah untuk menerima semua perbuatan baik Anda selama bulan ini.

Abu Thalhah

Sabtu, 24 Juli 2010

ANGKA UNIX

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
ada lagi angka unix, monggo di pirsoni (dilihat)

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 98765543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 9 = 111111111

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

menarik bukan?? trnyata matematika itu menyenangkan hehehee.... ^^'
Syukron,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Langkah-Langkah menyambut Ramadhan

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:

· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.

· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

(Disadur dari artikel kiriman seorang sahabat)